Studi Kelayakan Bisnis

Kussap Tirah 

18010140

Manajemen 302E (Sabtu)

Studi Kelayakan Bisnis 





Latar Belakang Studi Kelayakan Bisnis

Studi kelayakan bisnis adalah suatu penelitian tentang layak tidaknya suatu bisnis yang dilaksanakan dengan menguntungkan secara terus menerus. Studi ini pada dasarnya membahas berbagai konsep dasar yang berkaitan dengan keputusan dan proses pemilihan proyek bisnis agar mampu memberikan manfaat ekonomis dan sosial sepanjang waktu. Aspek - aspek 

dalam studi kelayakan adalah bidang kajian dalam studi kelayakan tentang keadaan objek tertentu, yang dilihat dari fungsi - fungsi bisnis. Secara umum analisis kelayakan terbagi menjadi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial, dan aspek finansial.

Menurut Subagyo (2007), pembagian dan pengkajian aspek - aspek dalam studi kelayakan terbagi menjadi dua bagian yaitu aspek primer dan aspek sekunder. Aspek primer merupakan aspek yang utama dalam penyusunan studi kelayakan. Aspek primer ini ada dalam semua sektor usaha yang terdiri dari : 

aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek manajemen dan organisasi, aspek hukum, serta aspek ekonomi dan keuangan. Aspek sekunder adalah aspek pelengkap yang disusun berdasarkan permintaan instansi / lembaga yang terkait dengan objek studi, yaitu aspek analisis mengenai dampak lingkungan dan aspek sosial. Pembuatan biopelet sebagai sumber energi biomassa kelapa sawit 

dilihat dari studi eksperimental merupakan studi kelayakan dengan.

Definisi Studi Kelayakan Bisnis

Studi Kelayakan Bisnis adalah kegiatan untuk menentukan kelayakan suatu usaha atau proyek bisnis dengan penekanan pada identifikasi potensi masalah. Sebelum Anda mulai menulis rencana bisnis Anda, penting bagi Anda untuk terlebih dahulu mengidentifikasi bagaimana, di mana, dan kepada siapa Anda bermaksud untuk menjual produk atau jasa Anda.

 Tujuan dari adanya studi kelayakan bisnis :

1. Memperlancar sebuah perencanaan

Sebuah bisnis membutuhkan perencanaan yang berguna untuk masa depan bisnis itu sendiri dan prediksi-prediksi kemungkinan yang terjadi.

Perencanaan tersebut bisa dirancang dengan melibatkan jumlah modal, waktu pelaksanaan, lokasi, tata cara pelaksanaan, besar keuntungan, dan pengawasan atas penyimpangan.

2. Agar terhindar dari risiko kerugian

Studi kelayakan bisnis dapat memperkecil kerugian, baik yang mudah ataupun yang susah dikendalikan. Kalau sudah terkendali, stagnasi dalam berbisnis bisa terjamin.

3. Mempermudah pelaksanaan pekerjaan

Perencanaan yang dibuat secara tepat dapat mempermudah pengaplikasian kerja, jadi para karyawan punya pedoman dan tetap fokus pada tujuan. Alhasil, rencana bisnis berjalan sesuai dengan yang direncanakan.

4. Mempermudah pengawasan

Berkat pengaplikasian yang sesuai rencana, maka pengawasan pun akan lebih mudah dijalankan. Tujuan pengawasan adalah memastikan semua kegiatan usaha sesuai dengan rencana awal.

Manfaat Studi Kelayakan Bisnis

Studi kelayakan yang efektif dapat melakukan lebih dari perlindungan membantu para eksekutif memilih proyek atau bisnis mana yang mendapat lampu hijau. Membantu dalam Memahami Permintaan Ini tepat untuk proyek internal serta untuk penawaran konsumen potensial.  Membantu dalam Menilai Sumber Daya

1)Membantu dalam Memastikan Kelayakan 

PemasaranBahkan untuk produk dan layanan dengan permintaan yang terukur, perusahaan harus menguji kemampuan mereka untuk berita tentang penawaran baru. Pimpinan perusahaan juga dapat menemukan potensi hambatan hukum yang melibatkan merek dagang, paten, atau hak kekayaan intelektual lainnya.

2)Membantu dalam Garis Waktu Menandai

Saat beralih ke fase perencanaan proyek formal, manajer proyek dapat menggunakan data yang dihasilkan oleh studi untuk membantu menentukan dan tenggat waktu. Studi kelayakan bisnis yang baik dapat memeriksa jadwal yang disarankan oleh sponsor proyek untuk membatalkan atau kerusakan. Template Laporan Kelayakan Terakhir, berikut adalah garis besar dari sembilan bagian laporan kelayakan:

-Ringkasan rencana bisnis

-Deskripsi produk atau  layanan

-Pertimbangan teknologi

-Pasar produk atau layanan

-Strategi pemasaran

-Organisasi atau kepegawaian

-Susunan acara

-Proyeksi keuangan

-Temuan dan rekomendasi

Item terakhir itu dipecah menjadi subset teknologi, pemasaran, organisasi dan temuan dan rekomendasi keuangan.


Kesimpulan

Studi kelayakan berisi informasi lengkap dan terperinci tentang struktur bisnis, produk, layanan, dan pasar Anda. Studi dan laporan ini juga dapat berisi data logistik tentang bagaimana Anda akan mengirimkan produk atau layanan dan sumber daya Anda yang membuat bisnis berjalan secara efisien. Demikian penjelasan dari saya tentang studi kelayakan bisnis semoga anda suka terima kasih.

Upaya Pelaku Usaha Untuk Tetap Bertahan dan Bangkit di Tengah Pandemi COVID-19.



Memasuki bulan keempat di tahun 2020, iklim bisnis tanah air sedang lesu, pasalnya pandemi

COVID-19 yang sedang merebak membuat aktivitas usaha mengendur. 

Sejumlah sektor usaha yang terkena dampak ini adalah industri manufaktur, industri retail, wisata, perhotelan, penerbangan, dan lainnya. Bahkan, Sri Mulyani mengatakan bahwa dampak ekonomi yang berasal dari pandemi COVID-19 lebih kompleks dibandingkan krisis yang pernah menimpa Indonesia pada tahun 1997-1998 dan 2008-2009.

Banyak perusahaan memberlakukan peraturan work from home agar dapat menghindari penularan virus COVID-19. Salah satunya adalah startup penyedia pekerjaan paruh waktu, Sampingan. 

CEO dari Sampingan, Wisnu Nugrahadi menjelaskan bahwa pihaknya juga sudah memberlakukan bekerja dari rumah (work from home) bagi semua karyawan. Selain itu, mereka juga menerapkan protokol kebersihan bagi setiap orang, termasuk Kawan Sampingan, sebutan untuk mitra Sampingan.

Ritase sebagai salah satu platform logistik terkemuka di Indonesia juga memberlakukan hal yang sama. Andrew Wong selaku VP of Finance dari Ritase membenarkan bahwa kebijakan work from home untuk 80 persen karyawan mereka sudah berjalan selama tiga minggu. Selebihnya, Ritase menggunakan sistem shifting agar kegiatan operasional tetap berjalan.

JAKARTA, AYOJAKARTA.COM -- Memasuki bulan keempat di tahun 2020, iklim bisnis tanah air sedang lesu, pasalnya pandemi COVID-19 yang sedang merebak membuat aktivitas usaha mengendur. 

Sejumlah sektor usaha yang terkena dampak ini adalah industri manufaktur, industri retail, wisata, perhotelan, penerbangan, dan lainnya. Bahkan, Sri Mulyani mengatakan bahwa dampak ekonomi yang berasal dari pandemi COVID-19 lebih kompleks dibandingkan krisis yang pernah menimpa Indonesia pada tahun 1997-1998 dan 2008-2009.

Banyak perusahaan memberlakukan peraturan work from home agar dapat menghindari penularan virus COVID-19. Salah satunya adalah startup penyedia pekerjaan paruh waktu, Sampingan. 

CEO dari Sampingan, Wisnu Nugrahadi menjelaskan bahwa pihaknya juga sudah memberlakukan bekerja dari rumah (work from home) bagi semua karyawan. Selain itu, mereka juga menerapkan protokol kebersihan bagi setiap orang, termasuk Kawan Sampingan, sebutan untuk mitra Sampingan.

Ritase sebagai salah satu platform logistik terkemuka di Indonesia juga memberlakukan hal yang sama. Andrew Wong selaku VP of Finance dari Ritase membenarkan bahwa kebijakan work from home untuk 80 persen karyawan mereka sudah berjalan selama tiga minggu. Selebihnya, Ritase menggunakan sistem shifting agar kegiatan operasional tetap berjalan.

Secara tidak langsung, hal ini juga turut membentuk kebiasaan baru bagi setiap orang. Tidak hanya kaum pekerja yang terbiasa dengan work from home, tapi juga bagi masyarakat umum dengan pola konsumsi mereka.

Bagaimana agar tetap bertahan di tengah gempuran ketidakpastian?

Perubahan yang terjadi memberikan efek yang besar terhadap konsumen dan produsen. Dampak-dampak tersebut tampak dari kebiasaan sehari-hari, di tempat kerja, dan penggunaan teknologi yang meningkat.

Orang-orang yang awalnya kerap mengunjungi kafe, restoran, dan tempat-tempat perbelanjaan, kini lebih memilih untuk berbelanja, membeli makanan dan minuman via online. Hal ini turut terlihat dari meningkatnya penggunaan layanan pesan antar online selama wabah virus corona berlangsung.

Banyak perusahaan startup juga mengencangkan ikat pinggang agar tetap bertahan. 

"Krisis ini sayangnya tidak akan berakhir dalam waktu yang cepat. Startup harus benar-benar memonitor kondisi keuangan/cash flow-nya agar tetap bisa bertahan melalui masa krisis ini. Belum ada yang bisa menebak kapan tingkat konsumsi masyarakat dan perekonomian bisa bangkit kembali," kata Head of Indonesia Golden Gate Ventures, Dea Surjadi.

Jadi menurut dia, berbagai upaya untuk cost dan budget-control perlu dilakukan secara efektif, sebisanya hingga akhir tahun ini. Namun di satu sisi juga penting untuk bisa beradaptasi, lanjut dia, mencari kesempatan apa yang bisa diraih di masa perubahan ini. Misal dengan produk berbeda yang bisa ditawarkan ataupun cara menawarkannya.

Para pengusaha di bidang food and beverage melihat hal ini sebagai pilihan alternatif untuk mendapatkan omzet. Mereka menjual produk mereka secara online serta membuat promo-promo menarik yang diumbar lewat sosial media.

Orang-orang juga lebih memilih untuk menggunakan pembayaran digital untuk urusan pembayaran. Selain lebih praktis, pembayaran digital juga menghindarkan mereka dari resiko penularan virus lewat uang tunai.

Akselerasi penerapan industri 4.0 sebagai upaya kebangkitan.

Selepas wabah COVID-19 berakhir, dunia akan merasakan perubahan yang besar dalam berbagai macam aspek, terutama bisnis. Penerapan teknologi digital dirasa menjadi sebuah hal yang hukumnya wajib untuk dilakukan.

Business Coach Tom MC Ifle juga turut memberikan pandangannya. Coach Tom berpendapat filosofi berpikir dan cara kerja manusia akan jauh berbeda dan lebih bergantung kepada teknologi. Orang-orang akan mengandalkan teknologi dan momen ini bisa menjadi momen akselerasi penerapan revolusi industri 4.0 di Indonesia.

Menurut Coach Tom, ada tiga faktor penting untuk memastikan bisnis agar tetap berjalan, yakni, keuangan, waktu, dan karyawan. Ketiga faktor tersebut saling berkesinambungan dan melalui banyak tahapan trial and error yang dapat melahirkan pola bisnis baru yang akan berlaku di masa yang akan datang.

Melihat fenomena ini, Jeremy Limman selaku CEO Paper.id berpendapat bahwa wabah COVID-19 tidak hanya akan berdampak pada masyarakat dan kaum kesehatan. Semua bisnis di berbagai sektor, besar maupun kecil, akan menerima dampak secara langsung dan tidak langsung.

Bagi perusahaan besar atau yang sedang di atas angin saat wabah ini pun harus siap untuk menunjukkan sikap altruisme dalam membantu rekan bisnis mereka untuk mencegah krisis sistemik. 

"Dan tentu semua bisnis sudah harus menyiapkan rencana kontingensi dalam menghadapi krisis pandemi masa depan dari segi digitalisasi proses bisnis, merencanakan cash flow yang lebih kuat dan memperkuat rantai pasokan,” tuturnya. 

Bukan tidak mungkin akan terjadi perubahan pola kebiasaan di masa depan di mana mempengaruhi banyak aspek seperti dunia usaha. Hal ini bisa menjadi sebuah fenomena yang mendorong munculnya pola kerja baru dengan berpusat pada software atau artificial intelligence sebagai dampak dari perubahan zaman.

Referensi : 

1.https://pintek.id/blog/studi-kelayakan-bisnis/

2.https://lifepal.co.id/media/studi-kelayakan-usaha/

3.https://jakarta.ayoindonesia.com/bisnis/pr-76748071/Upaya-Pelaku-Usaha-Untuk-Tetap-Bertahan-dan-Bangkit-di-Tengah-Pandemi-COVID19?page=3

4.JAKARTA, AYOJAKARTA.COM 


Comments

Popular Posts